Selasa, 18 November 2025

HMJ Perbankan Syariah & Prodi Perbankan Syariah UIN Alauddin Makassar Gelar Seminar Internasional, Sinergikan Stakeholders untuk Ekonomi Syariah Berkelanjutan

 

HMJ Perbankan Syariah Prodi Perbankan Syariah UIN Alauddin Makassar Gelar Seminar Internasional, Sinergikan Stakeholders Untuk Ekonomi Syariah Berkelanjutan

Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Perbankan Syariah UIN Alauddin Makassar menggelar seminar internasional dengan tema "SINERGIZING STAKEHOLDERS FOR A RESILENT AND SUSTAINABLE SHARIA ECONOMY IN THE ERA OF GLOBAL UNCERTAINTY" Lewat kegiatan IB Fair, seminar ini sukses menginspirasi dan meningkatkan pemahaman terkait keuangan syariah.

Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, pada Senin 17 November 2025. Dalam sambutannya Ketua Umum HMJ Perbankan syariah Ashabul  menyampaikan bahwa Seminar ini bertujuan untuk menyatukan seluruh pemangku kepentingan pemerintah, lembaga keuangan, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat sipil agar dapat bekerja sama secara sinergis dalam membangun ekonomi syariah yang tidak hanya tahan terhadap gejolak global, tetapi juga berkelanjutan secara sosial, lingkungan, dan finansial, melalui pertukaran pengetahuan, inovasi produk, serta kebijakan yang mendukung prinsip keadilan dan tata kelola yang baik.

Peserta kegiatan terdiri atas dosen dan mahasiswa jurusan Perbankan Syariah serta perwakilan lembaga mitra dari dalam dan luar negeri yang berpartisipasi dalam mendukung penguatan sistem ekonomi syariah. Dalam sambutannya, Ketua Jurusan Perbankan Syariah Dr. Ismawati S.E,. M.Si. bagaimana sinergi Keuangan Syariah mampu memperkuat perekonomian dalam menggapai cita cita bangsa yakni Indonesia Emas 2045. Acara dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang diwakili oleh, Dr. Hasbiullah S.E,. M.Si. lalu kemudian seluruh sesi diskusi dimoderatori oleh Asyraf Mustamin, M.E.

Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber utama, di antaranya Masumi Ono, perwakilan dari Japan International Cooperation Agency (JICA), lembaga resmi pemerintah Jepang yang bergerak dalam bidang pembangunan negara berkembang. Selain itu, turut hadir narasumber lainnya yakni Dr. H. Nasrullah Bin Sapa, Lc,. M.M (Head South Sulawesi Regional Committe for Islamic Economics and Finance Di ision and lecturer in Islamic Bangking departement), Gama Genta (Head of Sharia Bank Survellance Division), Muh. Rahmat (Assustant Director of Financial Services Institutions Supervisor Division 1 OJK South Sulawesi and West Sulawesi).

Dalam paparannya, narasumber dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Gama Genta membawakan materi Generasi Muda Menjadi bagian penting dalam mewujudkan indonesia emas 2045, peran ekonomi Syariah diperkuat dalam Rancangan Pembangunan Jangka Panjang. Dilanjut oleh narasumber dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muhammad Rahmat dalam pemaparan materinya Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah, menyampaikan banyak orang orang yang menggunakan produk perbankan syariah namun sedikit yang mengetahui apa sih bedanya dengan konvensional.

Dalam paparannya, Masumi Ono membawakan materi terkait bagaimana tingkat Pendapatan Domestik Bruto (PDB) di negara Jepang, kemudian membahas ekonomi jepang yang merosot di akibatkan beberapa masalah. Dalam paparannya Dr. H. Nasrullah Bin Sapa, Lc,. M.M membawakan materi terkait bagaimana penyelarasan kebijakan dan indikator ekonomi syariah dalam perencanaan pembangunan daerah.

 


Penulis: Fajri
Editor: Muh. Haycal

Senin, 27 Oktober 2025

INDONESIA DI PERSIMPANGAN JALAN ANTARA NEGARA HUKUM ATAU NEGARA KEKUASAAN

 


Indonesia yang hari ini di persimpangan jalan antara negara hukum atau negara kekuasaan kembali menjadi fenomena yang sangat penting untuk kita bahas bersama.
negara yang hari ini di pimpin oleh Prabowo -gibran mencerminkan bahwasannya Indonesia menjadi bayang- bayang negara kekuasaan yang di nikmati oleh segelintir orang saja, ekonomi yang hari ini ini di nikmati oleh segelintir elit, pendidikan yang di reproduksi menjadi alat komoditas,dan hukum yang semestinya menjadi pelindung rakyat justru di manfaatkan oleh orang orang yang punya jabatan dan kekuasaan.

        Sejak reformasi 1998, Indonesia dikenal sebagai negara demokrasi dengan sistem pemilu yang relatif terbuka dan kompetitif  Namun dalam dua dekade terakhir, praktik politik dinasti semakin menguat,khususnya setelah putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 33/PUU-XIII/2015 yang membatalkan larangan politik dinasti dalam Undang-Undang Pilkada. Keputusan ini membuka peluang bagi keluarga pejabat untuk mencalonkan diri dalam pemilu yang berdampak pada peningkatan jumlah elit yang menduduki struktur kepemerintahan dengan latar belakang politik dinasti. 
Pemilu 2024 menjadi titik krusial dalam perdebatan mengenai kemunduran demokrasi di Indonesia ,setelah fenomena Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Joko Widodo yang resmi dicalonkan dan terpilih sebagai Wakil Presiden setelah adanya perubahan mendadak dalam aturan pencalonan usia minimum.padahal Salah satu tuntutan reformasi 1998 adalah memberantas KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Maka upaya Presiden Jokowi memaksakan anaknya menjadi Cawapres dianggap sudah menghidupkan Kembali penyakit orde baru yaitu KKN dan ini dianggap telah mencederai dan mengancam demokrasi di Indonesa.

        Maka melihat kondisi bangsa yang di ambang kehancuran maka perlu kira nya ada pendobrak untuk bagaimana kemudian kembali menghidupkan apa yang menjadi cita cita leluhur bangsa kita yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.banyak nya suara yang hari ini dibungkam, banyak nya kemudian tindakan represisf kepada mahasiswa kritis , di culik, diasingkan dan bahkan dibunuh yang menandakan bahwa ada siasat para penguasa untuk melanggengkan status quo nya.menarik dari sejarah historis, kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari bagaimana kemudian peran seorang mahasiswa dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa atau dalam hal ini mahasiswa sebagai jembatan kemerdekaan Indonesia.maka diperlukan upaya yang cukup serius bagi tiap tiap mahasiswa meningkatkan kesadaran kolektif dalam membaca arah bangsa kedepannya.

        Menurut Louis althusser kekuasaan dapat dipertahankan melalui dua jenis "aparatus negara" yaitu aparatus negara represif (RSA) dan aparatus negara ideologis (ISA) yang masing masing bekerja sama untuk mempertahankan dominasi kelas penguasa.Ketika negara ditempatkan dalam konteks RSA, maka segala institusi yang kita yakini sebagai institusi penegakan hukum (Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, Penjara dll) dipakai untuk menjamin kekuasaan segelintir golongan yang mendominasi model produksi dan hubungan produksinya agar eksploitasi proyek tetap berlangsung. Selanjutnya, ketika negara ditempatkan dalam konteks ISA, maka seluruh institusi seperti (sekolah ,kampus,dll)tempat kita berada dan bergantung secara sosial hanyalah penjelmaan dari ideologi yang secara sadar dan tak sadar menuntut kita untuk taat, tunduk dan patuh terhadap satu otoritas tunggal tanpa melakukan kritik serta analisis secara mendalam tentang apa yang sudah di ajarkan.mereka membentuk cara individu berpikir agar mengikut dengan sistem,yang ditanamkan sejak dini dan kemudian menjadikan setiap apa yang akan kita lakukan sebagai cerminanan dari ideologi tersebut.maka muncullah segala bentuk ketimpangan dan ketidakadilan yang disebabkan oleh relasi kuasa dan ideologi.

        Kekuasaan tidak selalu tunggal tapi menyebar dengan berbagai mekanisme,maka dari itu diperlukan upaya resistensi dan oposisi untuk mengubah sistem tersebut.dimulai dari kesadaran tiap tiap individu untuk belajar dan bijak dalam melihat situasi dan kondisi di sekitar nya, kemudian mendidik, mengatur, dan mengorganisir massa dari tatanan akar rumput,atau dalam hal ini seperti yang dikatakan oleh Antonio gramsici ,diperlukan para intelektual organik yaitu tokoh dari rakyat yang mampu menyadarkan masyarakat terhadap struktur penindasan yang terjadi.




Penulis: Muh Akhwan Al Wahda
Editor: Al-Fina Nur

Senin, 15 September 2025

Kegiatan Ramah Tamah Mahasiswa PBS: Mengapresiasi Prestasi dan Dedikasi

 

Jurusan Perbankan Syariah kembali mencatatkan momen membanggakan dalam kegiatan Ramah Tamah yang berlangsung pada 15 September 2025 di CLARO HOTEL MAKASSAR. Agenda ini menjadi ruang apresiasi atas perjalanan akademik dan kontribusi mahasiswa terbaik.

Salah satu sorotan utama dalam kegiatan ini adalah penghargaan kepada Muh. Ibrahim Rasyid, mahasiswa Perbankan Syariah yang berhasil meraih predikat Mahasiswa Terbaik Tingkat Jurusan sekaligus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar.

Tak hanya berprestasi secara akademik, Ibrahim juga telah menapaki dunia profesional dengan mengikuti program pembibitan di Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai Calon Karyawan. Capaian ini menjadi bukti bahwa mahasiswa Perbankan Syariah siap bersaing dan memberi kontribusi strategis di industri keuangan syariah nasional.




Kegiatan ini bukan hanya sebagai bentuk perpisahan bagi mahasiswa akhir, namun juga menjadi momen memotivasi generasi berikutnya untuk terus berprestasi, menjaga nilai-nilai syariah, dan memberi dampak nyata bagi masyarakat.

Penulis; Andi Asti Yuninsi
Editor; Muh Furqan Al  Faruqi