Kamis, 26 Juni 2025

PERAN MAHASISWA PERBANKAN SYARIAH DALAM EKONOMI UMAT

 

"Peran Mahasiswa Perbankan Syariah dalam Ekonomi Umat: Sebuah Renungan"


Pernahkah kita bertanya pada diri sendiri: Mengapa saya memilih jurusan Perbankan Syariah?

Di antara banyak jurusan lain yang mungkin lebih populer atau lebih menjanjikan secara finansial, kita memilih jalan ini, jalan yang sunyi tapi penuh makna. Mungkin awalnya hanya karena dorongan orang tua, tren, atau bahkan karena tidak sengaja. Tapi seiring waktu, pelan-pelan kita mulai sadar: kita tidak sedang belajar tentang uang saja, kita sedang belajar tentang nilai, tentang keadilan, tentang keberkahan.

 

Menjadi mahasiswa Perbankan Syariah bukan sekadar mempelajari akad-akad dan istilah-istilah fiqh muamalah yang rumit. Lebih dari itu, kita sedang mempersiapkan diri untuk menjadi bagian dari perubahan besar: mengembalikan ekonomi kepada ruh-nya yakni sebagai alat untuk menyejahterakan manusia, bukan menindasnya.

 

Saya ingat betul saat pertama kali mengikuti seminar kecil di kampus yang membahas tentang riba yang dimana pematerinya berkata dengan lembut, Ketika kamu memahami ekonomi syariah, kamu tidak sedang belajar alternatif dari sistem konvensional. Kamu sedang belajar bagaimana menyelamatkan hidup orang lain dari ketidakadilan yang tak terlihat. Kata-kata itu menggugah. Sejak saat itu, saya mulai melihat ilmu ini bukan sebagai teori, tapi sebagai amanah.

 

Kita hidup di zaman ketika umat Islam masih bergelut dalam jerat pinjaman berbunga, hutang konsumtif, dan ketidaktahuan tentang cara mengelola keuangan. Di sisi lain, kita sebagai mahasiswa perbankan syariah diberi kemewahan untuk belajar, untuk memahami, dan untuk menyampaikan. Kita punya ilmu, meskipun belum sempurna. Tapi bukankah dakwah ekonomi itu justru harus dimulai dari kita?

 

Tak perlu menunggu jadi dosen, ustaz, atau manajer bank syariah untuk berdampak. Kadang satu postingan di media sosial, satu sesi diskusi di warung kopi, atau satu kegiatan edukasi keuangan di desa, itu sudah cukup untuk menyalakan api kesadaran. Dan di situlah kita mulai mengambil peran sebagai penyambung lidah kebaikan, sebagai teman dialog umat, bukan hanya penghafal teori.

 

Teman-temanku pernah berkata, Kita ini bukan siapa-siapa. Tapi kita punya hati dan ilmu. Kalau dua itu digabung, in sya Allah kita bisa membantu menguatkan ekonomi umat. Kata-katanya sederhana, tapi saya yakin itulah esensi dari kenapa kita ada di sini: belajar agar bisa memberi. Memahami agar bisa membimbing.

 

Dan pada akhirnya, bukan soal seberapa besar gelar yang akan kita raih nanti, tapi seberapa banyak kebaikan yang bisa kita tanam dari hari ini. Karena ekonomi syariah tidak akan besar karena teori-teori di buku, tapi karena ada anak-anak muda yang diam-diam berjuang menyampaikan nilainya, dalam diam, dalam cinta, dalam keikhlasan.


Penulis: Andi Asti Yuninsi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar