Minggu, 09 Januari 2022

  

"MAHASISWA DENGAN DINAMIKA PEMBELAJARAN DARING DI TENGAH PENDEMI COVID - 19"

Oleh : Nur Hikmah B

                Kasus COVID-19 di Indonesia pertama kali terkonfirmasi pada awal Maret tahun 2020. Adapun penyebaran COVID-19 sangat berdampak bukan hanya satu bidang saja melainkan beberapa bidang lainnya. Sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19,

                    Menurut WHO saat ini masyarakat perlu melakukan physical distancing, yaitu menjaga jarak secara fisik saat berada di lingkungan luar yang di mana tempat bertemunya banyak orang atau keramaian. Hal tersebut tentu memengaruhi kegiatan di berbagai sektor, salah satunya adalah sektor pendidikan. Berbagai instansi pendidikan mulai dari SD hingga perguruan tinggi harus menerapkan belajar melalui daring atau kuliah daring. Maka dari itu

            Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan social distancing, yang kemudian dikeluarkannya Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Tinggi No. 1 Tahun 2020 mengenai pencegahan penyebaran COVID-19 di dunia Pendidikan. Dalam surat edaran ini, Kemdikbud menginstruksikan untuk menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh dan belajar dari rumah masing-masing (Study From Home/SFH). Kebijakan ini kemudian dikenal dengan nama pembelajaran daring/dalam jaringan.

 

                Munculnya kuliah daring atau online dirasa sangat diperlukan melihat kondisi situasi Indonesia saat ini. Istilah daring sendiri adalah akronim dari “dalam jaringan“. Jadi perkuliahan daring adalah salah satu cara pengajaran melalui online atau dilakukan dengan bantuan layanan konektifitas  internet. Sejak di bulan Maret 2020 sudah banyak instansi perguruan tinggi yang melakukan tindakan pembelajaran lewat daring dengan mengeluarkan surat edaran yang telah disetujui oleh rektornya masing-masing. Hal ini dilakukan guna meminimalisir berbagai bentuk keramaian yang perlu dihindari saat terjadi perkuliahan secara langsung. Cara ini merupakan implementasi atas imbauan pemerintah yang perlu diterapkan oleh semua masyarakat Indonesia agar penyebaran virus Corona dapat terkendali dan tidak bertambah.

 

                Adapun mahasiswa secara mandiri harus aktif mengikuti update informasi mengenai di platform mana mata kuliah mereka akan melaksanakan pembelajaran daring, pemberian tugas/quiz, dan juga penyediaan materinya. Teknis pembelajaran ini sepenuhnya menyesuaikan dengan kebijakan dosen masing-masing mata kuliah. Platform yang dapat dimanfaatkan antara lain google classroom, video conference, telepon atau live chat, zoom, webex, googlemeet, maupun whatsapp group.Pembelajaran daring ini merupakan salah satu inovasi di bidang pendidikan untuk menjawab tantangan melek teknologi dan ketersediaan sumber belajar yang lebih bervariatif. Pembelajaran daring menggunakan materi dan rentang waktu yang sesuai dengan kurikulum. Adapun dari segi tempat, pembelajaran daring memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat belajar dimanapun dan kapanpun. Hal ini dikarenakan cukup sulit untuk dapat menerapkan protokol kesehatan di kampus sehingga pembelajaran daring merupakan alternatif yang cukup baik saat pandemi seperti ini.

Namun yang menjadi pertanyaan, apakah para mahasiswa ini menikmati masa perkuliahan online saat ini?

                Jawabannya tentu masing” ada plus minesnya, plus nya itu dengan hadirnya pembelajaran daring seperti sekarang ini para mahasiswa bisa mengikuti perkuliahan kapan pun dan dimana pun sesuai keinginan dan memiliki koneksi internet dengan baik, menghemat biaya transportasi atau pun tempat tinggal bila universitas yang dipilih berada di luar kota, waktu masa perkuliahan lebih singkat dibandingkan perkuliahan yang bersifat konvensional, serta mahasiswa bisa melihat kembali materi yang diajarkan karena materi biasanya berupa modul yang dapat di download dan tersimpan dalam PC atau komputer. Sedangkan minesnya yaitu sangat bergantung pada internet, bila jaringan lambat atau susah sinyal maka proses pembelajaran akan tertinggal terlebih jika sudah mencakup ujian kuliah, dalam hal interaksi sosial menjadi sulit karena terbiasa sendiri, ada beberapa mata kuliah yang tidak bisa diajarkan secara online contohnya naga kuliah statistik, akuntansi dan lain sebagainya, serta pemakaian kuota lebih meningkat dikarenakan beberapa aplikasih yang dipakai untuk melaksanakan kuliah daring itu menguras kuota yang lebih. Hal ini yang membuat kita merasa tertantang dengan kondisi perkuliahan saat ini untuk dapat memaksimalkan pembagian waktu sebaik mungkin. Akan tetapi saya merasa dengan adanya kuliah daring ini kurang dapat menyampaikan pendapat saat pembelajaran berlangsung sehingga dirasa kurang interaktif karena terlalu banyak menyimak apa yang disampaikan dosen.

 

                    Pandemi covid-19 di Indonesia membuat aktifitas masyarakat beralih menggunakan aktifitas daring. Kondisi ini merupakan sebuah tantangan untuk lembaga pendidikan karena proses pembelajaran dilakukan melalui jarak jauh. Meskipun diberikan panduan pembelajaran di masa covid-19, di beberapa daerah tetap memilih pembelajaran secara daring untuk mencegah penyebaran covid-19. Namun dalam pelaksanaannya banyak persoalan yang terjadi dalam pembelajaran daring ini. Pendidikan yang umumnya berlangsung dengan sistem interaksi langsung antar unsur (pendidik dan tenaga kependidikan dan peserta didik) beralih menjadi pembelajaran interaksi tidak langsung. Pembatasan interaksi langsung dalam pendidikan terkadang terjadi pada situasi tertentu namun tidak dalam rangka pembatasan sosial seperti yang masyarakat jalani sebagai upaya pencegahan penyebaran virus. Pembatasan ini membawa dampak positif dan negatif dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Pembatasan sosial memberi dampak pada kebijakan penyelenggaraan pendidikan, pembelajaran harus diupayakan tetap berlangsung dengan berbagai konsekuensi yang ditimbulkan. Hal ini sangat berpengaruh pada masa adaptasi akibat perubahan mekanisme dan sistem pembelajaran tersebut. Mahasiswa diharapkan mandiri dan lebih aktif belajar bukan hanya mengandalkan materi yang telah diberikan saja tetapi juga dari sumber lain. Dosen dan pihak Fakultas/Universitas hendaknya menyesuaikan kurikulum dengan keadaan saat ini sehingga perkuliahan daring tetap dapat dilaksanakan dan tidak terlalu membebani. Diperlukan pula model pembelajaran yang atraktif, aktif, dan dapat diterima oleh semua tipe mahasiswa.

 

                Adanya perbedaan cara interpretasi tiap mahasiswa berbeda-beda berdampak pada tingkat pemahamannya yg tidak merata. Ada mahasiswa yang hanya memahami materi dengan cepat tanpa kendala apapun. Tapi tidak sedikit dari mereka yang harus terkendala dengan media untuk memahami sebuah materi yang diberikan. Penggunaan media tidak melulu memudahkan penggunanya. Dalam bidang komunikasi, bisa saja terjadi kesalahpahaman karena tidak adanya penjelasan langsung dari komunikator. Seperti ketika dosen menjelaskan mengenai materi mata kuliahnya melalui aplikasi tatap muka di smartphone. Sebagian mahasiswa terkesan terganggu menyimak karena terhalang media, serta kurangnya komunikasi timbal balik bisa menyebabkan tingkat pemahaman mahasiswa menurun. Mahasiswa akan semakin memahami materi yang diberikan oleh dosen jika tanpa perantara media atau langsung. Media seakan-akan membatasi ruang gerak dan komunikasi penggunanya. Mahasiswa seperti tidak menerima fungsi media di dunia pendidikan. Feed back komunikasi mahasiswa ke dosen kurang, masalah mengenai jaringan lambat yang sampai saat ini belum ada solusinya, ataupun pengeluaran isi kantong harus lebih dari biasanya untuk mengisi kuota internet. Masalah ini sering digunakan oleh sebagian besar mahasiswa ketika malas atau memang tidak dapat mengikuti perkuliahan tepat waktu. Akhirnya, semua masalah akibat proses perkuliahan di tengah Pandemi, berdampak pada tingkat pemahaman mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa tidak memahami materi perkuliahan selama hampir setahun ini. Mereka terpaksa mengerjakan tugas dengan bantuan google atau ilmu seadanya. Hal ini dipicu pada alasan sebagian dosen sibuk dan jarang membalas pesan dari mahasiswa. Jadi mahasiswa harus mandiri, mencari tau sendiri dan mengeluarkan uang lebih untuk mendapat ilmu.

 

            Pembelajaran daring memperoleh banyak respon dan tanggapan dari para mahasiswa, salah satunya mahasiswa merasa pembelajaran itu tidak efektif karena tidak adanya tatap muka langsung. Respons selanjutnya, yakni mereka merasa berat dengan beban tugas yang bertambah, aplikasi yang sulit dioperasikan, jaringan yang tidak mendukung dan lain sebagainya. Beragam kendala teknis yang paling umum dihadapi mahasiswa baru dalam menjalani perkuliahan daring, antara lain lambatnya koneksi jaringan internet, kondisi lingkungan yang kurang kondusif, serta perangkat yang acap kali ngelag karena tingginya frekuensi pemakaian.

Masalah tersebut merupakan hal teknis yang dirasakan oleh mahasiswa.

 

                Sistem kerja dan model perkuliahan daring memang sudah perlu disiapkan, agar tak menjadi kelabakan seperti sekarang ini. Situasi dan kondisi seperti ini tak ada yang bisa memastikan beberapa tahun kedepan akan terjadi lagi atau tidak. Pelampung dan sekoci sudah seharusnya tersedia dikarenakan kapal tak tahu kapan ia akan tenggelam. Pun dengan sistem kerja dan model perkuliahan daring yang sepatutnya sudah masuk dalam agenda pembahasan pada pertemuan-pertemuan birokrasi kampus, dosen dengan mahasiswa di perguruan tinggi masing-masing. Agar pada saat kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan perkuliahan tatap muka, perkuliahan daring sudah siap digunakan dengan sistem kerja dan model yang telah diramu secara sama-sama.

Selasa, 04 Januari 2022

 

SELAYANG PANDANG PERBANKAN SYARIAH

Oleh : Andi Wanda Vebriana Aulia

 

            Perbankan syariah sebagai system alternative perbankan yang pertama kali tumbuh di Indonesia pada tahun 1992 seiring dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah pertama di Indonesia. Pada pengembangan perbankan syariah problematika yang acap kali dihadapi ialah kurangnya Sumber Daya Insani yang cakap dalam pengelolaannya. Mayoritas bank syariah di Indonesia masih digerakkan oleh sumber daya manusia (SDM) yang memiliki latar belakang pendidikan manajemen perbankan konvensional. Hal ini akan berimplikasi langsung terhadap terhambatnya proses literasi tentang perbankan syariah kepada masyarakat awam yang tentu berkorelasi terhadap rendahnya minat masyarakat dalam menggunakan instrument jasa perbankan syariah. Itu sebabnya hingga akhir tahun 2013 market share bank syariah Indonesia baru menyentuh angka 4,93%.

            Berangkat dari latar belakang di atas maka Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) sebagai pusat pengembangan peradaban Islam mencoba untuk menjawab tantangan tersebut dengan membuka program studi baru bernama Perbankan Syariah yang diharapkan akan menjadi Kawah Cendradimuka tempat penggembleng calon-calon bakir syariah di masa depan. Niat baik tersebut ternyata mendapat respon positif dari Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Islam Kementrian Agama Republik Indonesia Nomor 4624 tahun 2015 tentang Izin Penyelenggaraan Program Studi pada Program Sarjana UIN Alauddin Makassar yang sekaligus merupakan landasan hokum berdirinya Prodi Perbankan Syariah. Maka pada tanggal 13 Agustus 2015 Prodi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar resmi berdiri dengan dinahkodai pertama kali oleh Dr. Amiruddin, K. M.E.I selaku Ketua Prodi didampingi oleh Ismawati, SE., M.Si sebagai Sekertaris Prodi.

            Prodi Perbankan Syariah ini diharapkan mampu melahirkan lulusan-lulusan yang dapat memberikan kontribusi maksimal bagi pengembangan industri serta literasi perbankan syariah di Indonesia yang selaras dengan visi prodi “Menghasilkan Tenaga Profesional di Bidang Manajemen Keuangan dan Perbankan Syariah yang Unggul dan Berperadaban”.  Latar belakang berdirinya HMJ Perbankan Syariah dikarenakan permintaan dari Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag. selaku dekan, waktu itu ia menghimbau kepada jurusan Perbankan Syariah bahwa perlu diadakan lembaga-lembaga, sebagai wadah untuk mahasiswa perbankan syariah dalam penyaluran minat dan bakatnya, menyalurkan kreatifitasnya dalam berlembaga maupun dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan ekonomi maupun perbankan syariah.

            Nama-Nama Ketua HMJ Perbankan Syariah dan tahun jabatannya yaitu:

1.      Andi Ridhoyatul Khair (2017)

2.      Riskiana Musfika (2018)

3.      Alvian Arivin (2018)

4.      Fakhri Mahendra S (2019)

5.      Mujiburrahman (2020)

6.      Rezki Rahim (2021)

Andi Ridhoyatul Khair merupakan ketua pertama Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Perbankan syariah pada tahun 2016 dan  yang menjadi pengurus pada masa jabatannya adalah semua mahasiswa perbankan pada saat itu. Pada masa jabatannya, tidak terlalu banyak program kerja yang di laksanakan. Namun menjadi pelopor pertama Himpunan Mahasiswa Jurusan  Perbankan Syariah masa jabatannya berakhir pada bulan Desember 2017.

            Lalu diadakan kembali pemilihan ketua HMJ baru yang ditunjuk langsung oleh ketua jurusan karena HMJ belum diakui secara administratif di fakultas. Dan ketua yang dipilih oleh ketua jurusan adalah Riskiana Mufika, ia menjadi ketua HMJ ke-2 masa jabatannya berlangsung dari bulan Januari hingga bulan Mei tahun 2018, pada masa jabatannya pernah melakukan Latihan Kepemimpinan Mahasiswa (LKM) pada angkatan 2017 di bulan April tahun 2018. Jelang beberapa bulan kepengurusan yang di pimpin oleh Riskiana Musfika  ia mengundurkan diri karena sakit selama beberapa bulan dan masa jabatannya dilanjutkan oleh Alvian Arfan. Di masa jabatan Alvian arvan sempat mengadakan kuliah umum nasional maupun seminar nasional dengan mendatangkan bapak Dr. Adiwarma Karim yang merupakan pakar ekonomi  syariah. Masa jabatannya berakhir di bulan Desember 2018.

            Selanjutnya diadakan pemilihan ketua HMJ pada bulan Desember tahun 2018, Fakhri Mahendra S. terpilih sebagai ketua HMJ dan menjadi ketua pertama yang di akui seraca administratif oleh fakultas. Pada bulan Januari  ia mulai melakukan rapat kerja dan memulai masa amanah sampai bulan desember. Pada masa jabatannya ia melakukan 2 kali Latihan Kepemimpinan Mahasiswa (LKM) yaitu angkatan 2018 di bulan maret tahun 2019 dan angkatan 2019 di bulan November tahun 2019. Dimasa kepengurusan Fahri Mahendra S. sempat mengadakan kuliah Internasional dengan mendatangkan seorang Guru Besar Timur Tengah untuk pertama kalinya dan di kepengurusannya diadakan Musyawarah Besar namun di perbankan syariah dikenal dengan nama MUMAS (Musyawarah Masyarakat) untuk pertama kalinya.

            Di MUMAS tersebut terpilih Mujiburrahman sebagai formatur ketua HMJ ke-5. Ia menjabat dibulan Januari hingga Desember tahun 2019. Dimasa jabatannya tidak ada kegiatan LKM dikarenakan pada saat itu Indonesia terpapar pandemic Covid-19. Serta banyak program kerjanya diadakan secara online. Namun ia sukses mengadakan Baksos angkatan 2019 dan mengadakan Mumas ke-2.

            Pada Mumas ke-2 diadakan pemilihan HMJ ke-6 dan Rezky Rahim terpilih sebagai formatur  pada saat itu. Di masa kepengurusan Rezky Rahim semua program kerja dilakukan secara semi offline, dan sukses mengadakan LKM angkatan 2020. Pada kepengurusan Rezky Rahim terjadi pergantian logo perbankan syariah yang didesain langsung oleh Annisa Fitri, S.E., M. Silmi Kappa, Andi Baso Pallawalipu dan Fauzan Al Rafi. Serta untuk di pengurusan Rezky Rahim pertama kalinya diresmikan lagu Mars Perbankan Syariah dan sukses melaksanakan milad Himpunan Mahasiswa Perbankan Syariah secara meriah. Ia juga sukses melaksanakan Mumas dan masa kepengurusannya berakhir pada desember 2021.