Selasa, 04 Januari 2022

 

SELAYANG PANDANG PERBANKAN SYARIAH

Oleh : Andi Wanda Vebriana Aulia

 

            Perbankan syariah sebagai system alternative perbankan yang pertama kali tumbuh di Indonesia pada tahun 1992 seiring dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah pertama di Indonesia. Pada pengembangan perbankan syariah problematika yang acap kali dihadapi ialah kurangnya Sumber Daya Insani yang cakap dalam pengelolaannya. Mayoritas bank syariah di Indonesia masih digerakkan oleh sumber daya manusia (SDM) yang memiliki latar belakang pendidikan manajemen perbankan konvensional. Hal ini akan berimplikasi langsung terhadap terhambatnya proses literasi tentang perbankan syariah kepada masyarakat awam yang tentu berkorelasi terhadap rendahnya minat masyarakat dalam menggunakan instrument jasa perbankan syariah. Itu sebabnya hingga akhir tahun 2013 market share bank syariah Indonesia baru menyentuh angka 4,93%.

            Berangkat dari latar belakang di atas maka Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) sebagai pusat pengembangan peradaban Islam mencoba untuk menjawab tantangan tersebut dengan membuka program studi baru bernama Perbankan Syariah yang diharapkan akan menjadi Kawah Cendradimuka tempat penggembleng calon-calon bakir syariah di masa depan. Niat baik tersebut ternyata mendapat respon positif dari Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Islam Kementrian Agama Republik Indonesia Nomor 4624 tahun 2015 tentang Izin Penyelenggaraan Program Studi pada Program Sarjana UIN Alauddin Makassar yang sekaligus merupakan landasan hokum berdirinya Prodi Perbankan Syariah. Maka pada tanggal 13 Agustus 2015 Prodi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar resmi berdiri dengan dinahkodai pertama kali oleh Dr. Amiruddin, K. M.E.I selaku Ketua Prodi didampingi oleh Ismawati, SE., M.Si sebagai Sekertaris Prodi.

            Prodi Perbankan Syariah ini diharapkan mampu melahirkan lulusan-lulusan yang dapat memberikan kontribusi maksimal bagi pengembangan industri serta literasi perbankan syariah di Indonesia yang selaras dengan visi prodi “Menghasilkan Tenaga Profesional di Bidang Manajemen Keuangan dan Perbankan Syariah yang Unggul dan Berperadaban”.  Latar belakang berdirinya HMJ Perbankan Syariah dikarenakan permintaan dari Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag. selaku dekan, waktu itu ia menghimbau kepada jurusan Perbankan Syariah bahwa perlu diadakan lembaga-lembaga, sebagai wadah untuk mahasiswa perbankan syariah dalam penyaluran minat dan bakatnya, menyalurkan kreatifitasnya dalam berlembaga maupun dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan ekonomi maupun perbankan syariah.

            Nama-Nama Ketua HMJ Perbankan Syariah dan tahun jabatannya yaitu:

1.      Andi Ridhoyatul Khair (2017)

2.      Riskiana Musfika (2018)

3.      Alvian Arivin (2018)

4.      Fakhri Mahendra S (2019)

5.      Mujiburrahman (2020)

6.      Rezki Rahim (2021)

Andi Ridhoyatul Khair merupakan ketua pertama Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Perbankan syariah pada tahun 2016 dan  yang menjadi pengurus pada masa jabatannya adalah semua mahasiswa perbankan pada saat itu. Pada masa jabatannya, tidak terlalu banyak program kerja yang di laksanakan. Namun menjadi pelopor pertama Himpunan Mahasiswa Jurusan  Perbankan Syariah masa jabatannya berakhir pada bulan Desember 2017.

            Lalu diadakan kembali pemilihan ketua HMJ baru yang ditunjuk langsung oleh ketua jurusan karena HMJ belum diakui secara administratif di fakultas. Dan ketua yang dipilih oleh ketua jurusan adalah Riskiana Mufika, ia menjadi ketua HMJ ke-2 masa jabatannya berlangsung dari bulan Januari hingga bulan Mei tahun 2018, pada masa jabatannya pernah melakukan Latihan Kepemimpinan Mahasiswa (LKM) pada angkatan 2017 di bulan April tahun 2018. Jelang beberapa bulan kepengurusan yang di pimpin oleh Riskiana Musfika  ia mengundurkan diri karena sakit selama beberapa bulan dan masa jabatannya dilanjutkan oleh Alvian Arfan. Di masa jabatan Alvian arvan sempat mengadakan kuliah umum nasional maupun seminar nasional dengan mendatangkan bapak Dr. Adiwarma Karim yang merupakan pakar ekonomi  syariah. Masa jabatannya berakhir di bulan Desember 2018.

            Selanjutnya diadakan pemilihan ketua HMJ pada bulan Desember tahun 2018, Fakhri Mahendra S. terpilih sebagai ketua HMJ dan menjadi ketua pertama yang di akui seraca administratif oleh fakultas. Pada bulan Januari  ia mulai melakukan rapat kerja dan memulai masa amanah sampai bulan desember. Pada masa jabatannya ia melakukan 2 kali Latihan Kepemimpinan Mahasiswa (LKM) yaitu angkatan 2018 di bulan maret tahun 2019 dan angkatan 2019 di bulan November tahun 2019. Dimasa kepengurusan Fahri Mahendra S. sempat mengadakan kuliah Internasional dengan mendatangkan seorang Guru Besar Timur Tengah untuk pertama kalinya dan di kepengurusannya diadakan Musyawarah Besar namun di perbankan syariah dikenal dengan nama MUMAS (Musyawarah Masyarakat) untuk pertama kalinya.

            Di MUMAS tersebut terpilih Mujiburrahman sebagai formatur ketua HMJ ke-5. Ia menjabat dibulan Januari hingga Desember tahun 2019. Dimasa jabatannya tidak ada kegiatan LKM dikarenakan pada saat itu Indonesia terpapar pandemic Covid-19. Serta banyak program kerjanya diadakan secara online. Namun ia sukses mengadakan Baksos angkatan 2019 dan mengadakan Mumas ke-2.

            Pada Mumas ke-2 diadakan pemilihan HMJ ke-6 dan Rezky Rahim terpilih sebagai formatur  pada saat itu. Di masa kepengurusan Rezky Rahim semua program kerja dilakukan secara semi offline, dan sukses mengadakan LKM angkatan 2020. Pada kepengurusan Rezky Rahim terjadi pergantian logo perbankan syariah yang didesain langsung oleh Annisa Fitri, S.E., M. Silmi Kappa, Andi Baso Pallawalipu dan Fauzan Al Rafi. Serta untuk di pengurusan Rezky Rahim pertama kalinya diresmikan lagu Mars Perbankan Syariah dan sukses melaksanakan milad Himpunan Mahasiswa Perbankan Syariah secara meriah. Ia juga sukses melaksanakan Mumas dan masa kepengurusannya berakhir pada desember 2021.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar