Rabu, 21 April 2021

Perjuangan Kartini dan Perempuan Saat Ini

Oleh: Arnianti

“Selamat Hari Kartini kak, terus tumbuh dan bermekaran kartini-kartini masa kini” Ucap salah satu kawan diskusi saya melalui pesan whatsapp.

 

Rupanya hari ini merupakan momentuman Hari Kartini dan seperti tahun-tahun sebelumnya Di Indonesia setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Setelah mendapatkan pesan dari salah satu kawan diskusi, dengan sedikit menahan kantuk saya melihat-lihat whatsapp story kawan-kawan yang lain, “Selamat Hari Kartini untuk semua perempuan di Indonesia”  kurang lebih hampir semua kawan saya mengucapkan itu. Mereka menampilkan gambar R.A Kartini dan kutipan-kutipannya yang bisa menjadi motivasi untuk para muda-mudi zaman ini.

Yang selalu menjadi perhatian saya setiap momentuman hari kartini adalah hari kartini yang diidentikkan dengan sanggul dan kebaya, seolah itu adalah makna sebenarnya dari momentuman ini. Dari tahun ke tahun, hari kartini mengalami pergeseran makna seperti hari ibu –yang diperingati setiap 22 Desember- yang disampaikan oleh public figure melalui media sosial dan televisi.

Dilansir dari Wikipedia peringatan hari kartini berawal dari adanya Keputusan Presiden RI No. 108 Tahun 1964 pada 2 Mei 1964, yang menetapkan R.A Kartini sebagai pahlawan nasional sekaligus menetapkan 21 April sebagai momentuman hari kartini yang bertepatan dengan hari kelahiran Kartini.

R.A Kartini lahir pada 21 April 1879,sebagai perempuan yang besar di tanah jawa ia sangat merasakan ketimpangan sosisal antara perempuan dan laki-laki. Semasa kecilnya ia berjuang untuk kebebasan perempuan untuk membuktikan bahwa perempuan juga bisa melakukan apa yang dilakukan oleh laki-laki. Hal itu yang mendorong Kartini mulai belajar membaca sampai akhirnya bisa menempuh pendidikan di Europes Lagere School (ELS) dan dikemudian hari mengajari beberapa kawan perempuannya. Untuk mengembangkan gagasan berpikirnya, beliau berkorespondesi dengan beberapa kawannya yang berasal dari belanda, salah satunya bernama Rosa Abendanon.

Perjuangan Kartini untuk kebebasan perempuan sangatlah besar, lalu apakah perjuangan perempuan hanya sampai di zaman Kartini saja? Jawabannya tidak, karena sampai saat ini perempuan masih terus di diskriminasi oleh budaya patriarki yang masih langgeng. Dengan mengikuti perkembangan zaman, bukan berarti perempuan harus menutup mata dan nyaman dalam pelukan kapitalisme dan budaya patriarki dengan hanya mementingkan fashion dan make-up ketimbang meneruskan perjuangan Kartini. Sebab perjuangan perempuan masih akan terus berlanjut, selama perempuan masih dianggap sebagai second sex dan terus mengalami segala jenis ketimpangan sosial antara perempuan dan laki-laki.

Perempuan harus terus melibatkan diri dalam setiap hal, sebab seperti yang biasa saya katakan, Tidak akan ada perubahan jika tidak ada keterlibatan perempuan. Selamat hari Kartini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar