Jumat, 24 Desember 2021

"KESEIMBANGAN ANTARA AKADEMISI DAN ORGANISATORIS"

Oleh : Nurleli Apriliani Paisal

            Mahasiswa adalah seseorang yang terdaftar di Universitas baik Negeri maupun swasta yang telah mengikuti kelas berjalan dibuktikan dengan slip pembayaran SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan), dimana mahasiswa sadar akan hak dan kewajibanya, adapun ciri mahasiswa yang saya pahami yaitu bersifat formal yang dimana memiliki kartu Mahasiswa, memiliki jas almamater, memiliki bukti registrasi sedangkan ciri non  formal yaitu pertama bersifat (Rasional) adapun yang dimaksud dengan rasional yaitu Mahasiswa mampu menyikapi suatu permasalahan dengan sikap masuk akal dalam kehidupan sehari-hari, Mahasiswa dalam bertindak harus mengedapankan akal pikiranya atau bisa dikatakan bahwa Mahasiswa adalah calon intelektual, yang kedua yaitu (Analitis) dimana Mahasiswa mamiliki kemampuan untuk menyelidiki secara mendalam terhadap suatu permasalahan atau kasus tertentu yang terjadi disekitarnya sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya, yang ketiga yaitu (kritis) Mahasiswa mampu mengontrol dalam perubahan yang terjadi, selanjutnya yang keempat yaitu (universal)  mahasiswa mampu berprilaku intelektual dan bertanggung jawab dalam permasalahan yang ada, yang kelima yaitu (sistematis) dalam proses berfikir Mahasiswa harus bersifat sistematis pertama dalam hal langkah yang diambil, bahkan dalam hal menyikapi suatu permasalahan Mahasiswa sangat ditekankan kepada proses berfikir yang sistematis dalam permasalahan dan menentukan solusi yang ada. Ada banyak tipe Mahasiswa dalam bangku perkuliahan misalnya saja tipe Akademis yang dimana Mahasiswa selalu menyibukkan dirinya untuk kepentingan akademiknya saja tanpa ingin menyibukkan dirinya dalam kegiatan sosial maupun organisasi. Tipe selanjutnyaa ialah organisatoris, dimana Mahasiswa selalu menyibukkan  dirinya dalam rana organisasi serta peduli terhadap lingkungan sosialnya namun Mahasiswa tipe tersebut cenderung mengabaikan tanggung jawab akademiknya. Selanjutnya tipe apatis, ialah Mahasiswa yang tidak peduli terhadap kegiatan akademik maupun organisasi dimana Mahasiswa tersebut kehidupan sehari-harinya hanya kuliah pulang dari kampus dan menghiraukan kehidupan akademik maupun kehidupan organisasinya. Yang terakhir yaitu tipe Aktivis, dimana Mahasiswa selalu aktif dalam kegiatan organisasi namun tidak serta merta meninggalkan kewajibannya dalam bidang akademik dimana Mahasiswa dapat membagi  waktunya kapan ia harus fokus terhadap organisasi dan  kapan ia harus fokus terhadap akademik, sehingga kewajibannya segabai akademisi dan  organisatoris dapat dilaksanakan dengan baik. Sebagai seorang Mahasiswa tentunya kita mempunyai keharusan untuk menyelesaikan bangku perkuliahan agar bisa menyandang gelar sarjana yang nantinya akan membawa perubahan dalam diri dan dapat memberi pelung untuk mendapatkan pekerjan yang layak, Mahasiswa yang memiliki kemampuan tinggi baik dalam bidang akademik maupun non-Akademik, dimana Mahasiswa mampu mengimbangi bangku perkuliahan dengan organisasi yang dimasuki, dalam dunia perkuliahan Mahasiswa tidak terlepas dengan adanya suatu organisisa .

            Organisasi adalah suatu wadah yang dimana di dalamnya terdapat sekumpulan dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Adapun ciri-ciri organisasi yang saya pahami melambangkan identitas, terstruktur, terdapat pembagian kerja dan memiliki SDM. Dalam bangku perkuliahan organisasi sangat berperan penting bagi Mahasiswa karena dapat bekerjasama dengan teman organisasi, mencegah kelambatan-kelambatan kerja dalam kesulitan yang dihadapi dan dapat menentukan pedoman-pedoman kerja. Dalam berorganisasi ada beberapa keuntungan-keuntungan yang bisa  didapat dalam memasuki sebuah organisasi misalnya saja setiap kader bisa paham mengenai tugas dalam struktural yang dirancang serta memperjelas hubungan kerja para anggota. Di wilayah kampus, sangat banyak organisasi yang dapat mewadahi mahasiswa, adapun jenis organisasi sangatlah beragam misalnya organisasi yang mengincar profit, organisasi daerah, organisasi Mahasiswa, organisasi masyarakat, maupun organisasi kepentingan politik. Dimana semua organisasi terdapat kekurangan dan kelebihan masing-masing. Sebagai Mahasiswa kita harus pandai dalam memilih organisasi apa yang akan kita jadikan sebagai wadah dalam berproses agar kita dapat bersifat progresif dan berfikir secara rasional, berorganisasi akan memberikan berbagai macam pengetahuan yang tidak kita dapatkan di bangku perkuliahan dimana organisasi dapat membentuk mental Mahasiswa yang kemudian membuat Mahasiswa itu lebih berintegritas. Akan tetapi sebagai seorang Mahasiswa kita tidak boleh hanya mementingkan organisasi saja tapi kita juga  harus dapat menyeimbangkan antara akademik dan non-akademik (organisasi) karna kedua hal ini merupakan wadah bagi Mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan serta menjadi tempat untuk seorang Mahasiswa mencari jati dirinya sebagai Mahasiswa. Mahasiswa yang lebih mementingkan organisasi bisa saja ia akan tertinggal dalam hal akademiknya, seperti yang biasa kita liat bahwa sebagian Mahasiswa ada yang melewati batas semester yang seharusnya ditempuh, karna lebih mementingkan organisasi. Ada juga Mahasiswa yang lebih berfikir akademisi atau lebih mementingkan akademiknya namun dalam lingkup relasi pertemananya kurang dia dapat.

            Dalam corak pandangan saya, dimana Mahasiswa tidak terlepas dengan organisasi, namun kesadaraan berorganisasi itu sangat minim kita jumpai pada Mahasiswa saat ini. seseorang yang berorganisasi lebih matang dalam bertindak dan berbagai ide kreatif dalam melakukan suatu tindakan serta mempunyai jiwa intelektual yang tinggi. Aspek utama yang harus kita miliki dalam berorganisasi yaitu mental, Jika kita sudah punya mental untuk berlabuh pada sebuah organisasi, maka akan mudah bagi kita untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya dan setelah itu barulah kita melaksanakan pembinaan dalam organisasi tersebut dengan baik. Dalam berorganisasi kita dapat mengenal wilayah kampus dengan luas, misalnya saja seorang Mahasiswa yang sering gugup saat berbicara di depan umum, maka dengan berorganisasi Mahasiswa akan dilatih untuk membiasakan diri tampil dan berbicara di depan umum, setidaknya keluar dari organisasi tersebut kita mampu untuk berbicara secara terbuka didepan orang banyak. Betapa pentingnya organisasi tidak mampu kita ukur secara formal, namun kita bisa rasakan dengan perasaan. Dulunya kita hanyalah seorang pendiam dan jarang bergaul tetapi  setelah mencoba untuk berorganisasi maka kita bisa untuk mengeluarkan pendapat dan berbicara dengan tenang. Aktif di organisasi saat ini menjadi barang mewah bagi mahasiswa karena akan dapat memperluas wawasan dan toleransi dengan kata lain aktif di organisasi memberikan pengalaman dan sikap toleran terhadap orang lain.

 

"Urgensi organisasi bagi mahasiswa"

Oleh : Reski Amalia

 

            Berbicara tentang dunia perguruan tinggi hari ini sangat identik dengan mahasiswa dan organisasi, dimana kita ketahui bersama mahasiswa merupakan seseorang yang terdaftar namanya secara administrasi diperguruan tinggi atau orang yang menuntut ilmu dijenjang perguruan tinggi dan organisasi sebagai ruang tempat untuk mengembangkan kemampuan kita, artinya mahasiswa dan organisasi saling berhubungan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Seorang mahasiswa dituntut untuk menjadi pembawa perubahan bagi dirinya maupun orang lain. Dengan beroganisasi  juga bisa menjadi penghubung silaturahmi antara mahasisawa itu sendiri, yang sebelumnya tidak saling mengenal antara satu sama lain maka dengan adanya organisasi semuanya bisa saling mengenal. Tidak cukup sampai disitu, dengan berorganisasi mahasiswa bisa mengenal dunia kampus yang lebih luas.

 

            Dengan bergabung aktif dalam organisasi kemahasiswaan yang bersifat internal maupun eksternal kampus akan berefek kepada perubahan yang signifikan terhadap wawasan, cara berfikir, pengetahuan dan ilmu-ilmu sosialisasi, kepemimpinan serta manajemen kepemimpinan yang lagi-lagi notabenenya tidak diajarkan dalam kurikulum normative Perguruan Tinggi. Pemahaman arti penting sebuah organisasi dan aktivitas organisasi mahasiswa adalah salah satu persoalan yang pertama-tama harus diluruskan. Adanya anggapan bahwa berorganisasi berarti lambat selesai atau berorganisasi khususnya di kampus tidak lebih dari sekedar membuang sebagian waktu, energi, ajang memamerkan eksistensi dan lain-lain sebagainya merupakan bukti adanya kesalahpahaman tentang persepsi sebagian mahasiswa tentang organisasi itu sendiri.

 

                Padahal dengan bergabung dengan satu organisasi atau beberapa organisasi mendapat banyak manfaat dan pengalaman yang sangat berkesan. Contohnya saja ketika bergabung dengan suatu organisasi dan anggotanya dari berbagai daerah dan mindset berfikir akan terbangun bahwa saudara saya ada dimana-mana, karena jika saya ingin keluar kota dan ingin mencari tempat penginapan, tidak perlu repot-repot untuk mencari penginapan, cukup dengan menghubungi salah satu teman organisasi akan mendapat penginapan bahkan dia akan memberinya secara gratis. Itu mungkin salah satu manfaat dari banyak manfaat ketika kita berorganisasi. Organisasi mendorong mahasiswa untuk mengubah pola pikir, dengan megikuti organisasi pola piki mahasiswa akan berubah, karna banyak belajar dari organisasi. Selai itu juga banyak kesempatan untuk bertemu dengan banyak orang yang menginspirasi. belajar  mengeksplor kemampuan dalam diri, berbagi pendapat dalam mengambil keputusan, dan banyak lagi pembelajaran yang didapatkan ketika berorganisasi. Akan rugi ketika mahasiswa yang tidak bergabung dalam organisasi. Karena banyak manfaat yang didapatkan ketika berorganisasi seperti. bijaksana dalam memandang permasalahan, mengajarkan kita lebih bijaksana dalam berbicara, belajar tentang manajemen waktu dalam kesibukan kuliah dan organisasi, menentukan mana yang harus di dahulukan dan yang harus di tinggalkan. Dewasa ini hanya kita dapatkan ketika aktif dalam organisasi.Ketika telah aktif dalam organisasi maka kita  akan merasa wawasan lebih luas dan banyak tahu, yang sebelumnya kita tidak tahu apa-apa namun setelah bergabung dalam organisasi kita jadi banyak tahu dalam hal apapun. Kita bisa mengasah soft sklill, dan peduli dengan lingkungan sosial. Dari organisasi kita dapat memahami administrasi seperti surat-menyurat dan pengarsipan, karena sudah terbiasa hal tersebut dalam himpunan atau organisasi.

 

            Organisasi mengajarkan kita untuk menjadi mahasiswa yang aktif, kreatif dan mampu berkomunikasi dengan siapa saja. Kita dapat belajar dengan siapa saja dalam organisasi termasuk dengan orang yang baru saja kita kenal. Organisasi lagi-lagi mengajarkan kepada mahasiswa apa yang disebut sebagai pengawalan kebijakan korporasi maupun birokrasi, ketika kebijakan yang di keluarkan tidak sesuai dengan kebutuhan rakyat kecil maka kebijakan itu harus dilawan. Hal ini sangat relevan dengan apa yang di katakan oleh Pramoedya ananta Toer bahwa didiklah rakyat dengan organisasi dan didiklah penguasa dengan perlawanan, karena sejatinya mahasiswa memiliki peran ganda sebagai kaum terpelajar dan kaum penyambung lidah masyarakat, agen perubahan, dan pengontrolan sosial. Jadi dalam berorganisasi, bisa dikatakan pola untuk kehidupan kedepannya karena hampir setiap apa yang kita lakukan dihari ini, itu juga menjadi rujukan di hari esok dan hampir semua ada dalam ranah organisasi. Didalamnya banyak juga menerapkan mengenai 3 hal, yaitu senioritas, loyalitas dan solidaritas. Menghargai orang pendahulu, sejauh mana pengabdian kita dalam berlembaga, dan saling bahu membahu dalam menyelesaikan permasalahan, dan menyelesaikan setiap target.

 

                Organisasi sebetulnya sangat penting untuk kebaikan kita sebagai mahasiswa, namun kesadaran berorganisasi itu sangat minim dewasa ini. Sudah semakin berkurang tampaknya mahasiswa yang berminat untuk bergabung dengan organisasi-organisasi yang ada di kampus. Padahal, dengan berorganisasi kita mampu menemukan jati diri kita sesungguhnya sebagai kaum intelektual. Tidak hanya sekedar duduk dan mendengarkan dosen memberi perkuliahan, tetapi kita juga bisa merasakan kepuasan menjadi seorang pemimpin pada sebuah organisasi. Dalam berorganisasi, kita bisa mengenal dunia kampus lebih luas. Misalnya saja kita adalah seorang mahasiswa yang tidak terbiasa dengan pidato ataupun sering gugup ketika berbicara di depan orang ramai, dengan berorganisasi kita akan dibina untuk hal itu. Setidaknya, keluar dari organisasi tersebut kita mampu untuk berbicara secara terbuka di depan orang banyak.

 

                Aspek utama yang harus kita miliki dalam berorganisasi yaitu mental. Jika kita sudah punya mental untuk berlabuh pada sebuah organisasi, maka akan mudah bagi kita untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya. Setelah itu barulah kita melaksanakan pembinaan dalam organisasi tersebut dengan baik. Berbeda dengan orang yang tidak pernah berorganisasi, jangankan untuk berbicara di depan orang ramai, berdiskusi dengan ruang lingkup yang kecilpun tidak sanggup rasanya untuk berpendapat. Betapa pentingnya organisasi tidak mampu kita ukur secara formal, namun bisa kita rasakan dengan perasaan. Dahulunya kita hanyalah seorang yang pendiam dan jarang bergaul, setelah mencoba untuk berorganisasi maka kita bisa untuk mengeluarkan pendapat dan berbicara dengan tenang. Seorang mahasiswa akan mengarungi perjalanan panjang untuk meraih mimpinya sebagai seorang sarjana, kemudian mendapatkan pekerjaan yang layak tentunya. Begitulah kira-kira keinginan semua mahasiswa yang berjuang keras melewati perjalanan panjangnya selama duduk di bangku perguruan tinggi. Perjalanan panjang itu tidak boleh disia-siakan, karena kita harus bisa memanfaatkan segala hal yang baik untuk memberi hasil positif bagi diri kita sendiri. Akan lebih baik jika kita juga mampu memberikan dampak positif bagi orang lain.

"LKM Sebagai Wadah Pembentukan Karakter Pemimpin yang Bertanggung Jawab"

Oleh : Munira          

            Mahasiswa UIN Alauddin Makassar punya beberapa kegiatan yang harus di ikuti untuk menjadi seorang pemimpin. Salah satu kegiatan yang harus di ikuti yaitu LKM. LKM yang merupakan kegiatan untuk mendidik memberikan ilmu tentang bagaimana menjadi pemimpin. Namun, kegiatan LKM ini banyak di jadikan sebagai kegiatan politik. Karena untuk menjadi pemimpin,harus mengikuti lkm ini jadi banyak lembaga-lembaga kemahasiswaan yang kemudian memasukkan konflik warna sehingga ketika mereka tidak satu warna,dia tidak bisa mengikuti atau di gugurkan dalam proses lkm. Menandakan banyak lembaga kemahasiswaan yang tidak profesional dalam menjalankan roda organisasi untuk menciptakan kader pemimpin yang benar-benar siap menahkodai lembaga. Jurusan perbankan syariah termasuk lembaga yang setiap tahun mengadakan lkm. Melalui proses lkm mereka menghadirkan kader kader terbaiknya. Untuk menjadi wajah baru perbankan syariah. Semoga dengan diadakan lkm ini bukan sebagai kegiatan politik, tapi murni untuk membentuk kader. LKM itu yang kemudian jadi persyaratan.

         LKM hadir sebagai perwujudan karakter pemimpin selanjutnya harus benar-benar dibimbing dalam segala hal yang bisa menjadikannya karakter yang berbeda dari yang lain. Selain itu birokrasi dan lembaga kemahasiswaan harus saling bersinergi dalam semua hal termasuk kegiatan mahasiswa seperti ini. Karena kegiatan seperti LKM yang dapat menjadi tonggak ujung kepemimpinan. Dalam mengembangkan jiwa kepemimpinan mahasiswa maka diadakan LKM. Karena mahasiswa perlu kemudian dilatih dan dibimbing untuk jadi pemimpin.

         Kata mahasiswa bukan hanya sekedar metamorfosa yang menambahkan kata "maha" semata, namun memiliki makna yang sangat dalam. Perlawanan ini dapat dimulai dari kita, sebagai mahasiswa, orang yang paham mau berbicara bahwa ada yang salah dalam sistem. Disini mahasiswa memiliki peranan penting untuk melakukan perubahan, karena mahasiswa adalah orang – orang terpilih yang dapat mengenyam pendidikan hingga ke jenjang yang tinggi. Sehingga mahasiswa seharusnya dapat ikut andil berjuang untuk kemajuan bangsa. Sehingga perlu banyak proses untuk benar-benar mencapai kata maha itu. Dalam dunia kampus, perlu beradaptasi banyak hal yang akan terasa asing ketika memasuki. Kita bisa menemukan jati diri, menambah wawasan, memperluas pergaulan dan lain sebagainya. Sebagai seorang mahasiswa dicetak untuk menjadi sarjana yang mempunyai kemampuan tinggi dalam bidang apapun baik akademis atau non akademis, seperti kemampuan dalam berorganisasi, intelektual, dan profesional. Tapi bila kita tidak mampu beradaptasi dengan baik, hal-hal negatif akan mudah untuk masuk mempengaruhi. Untuk menghindari pengaruh negatif banyak lembaga kemahasiswaan setiap tahun mengadakan kegiatan LKM. 

        Di dalam LKM kemudian kita ditempa menjadi pribadi yang lebih baik, sosok yang bertanggung jawab. Materi-materi yang kemudian turun sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Namun banyak kita jumpai kegiatan LKM itu kemudian di politisasi untuk kepentingan oknum tertentu. LKM itu tidak lagi murni untuk mencerdaskan namun jadi bahan untuk mempertahankan kekuasaan. Yang selayaknya pengurus lembaga yang sudah ditempa dan mengikuti proses LKM yang malah menjadi pelopor. Maka itu akan mencederai proses LKM yang tidak sesuai dengan proses diadakannya. Bila hal tersebut terus berjalan khususnya di UIN itu akan mencederai pesta politik. karena dijadikan sebagai lahan untuk menciptakan kader yang fokus untuk memenangkan pesta politik. Maka dari itu, tidak boleh bergantung dengan satu sosok pemimpin saja sehingga calon pemimpin baru harus segera dipersiapkan. Untuk memilih calon pemimpin bukan sesuatu yang mudah karena semua kualifikasi yang ditentukan harus dipenuhi. Salah satu cara supaya regenerasi pemimpin mudah dilakukan berarti harus mengadakan pelatihan kepemimpinan. Jurusan perbankan syariah salah satu jurusan yang mengadakan kegiatan LKM setiap tahun. Selain untuk melatih jiwa kepemimpinan, kegiatan ini juga merupakan kegiatan wajib yang dilakukan setiap tahun.

         Kegiatan LKM ini juga menentukan calon-calon pemimpin di jurusan perbankan syariah. Setiap tahun mahasiswa perbankan syariah yang ikut pasti kader-kader terbaik yang mempunyai keinginan untuk menjadi pemimpin. Semoga setiap lembaga kemahasiswaan tetap mengedepankan tujuan LKM daripada hanya sekedar ajang politisasi kampus yang hanya panggung politik. Perlu diketahui dalam dunia kampus untuk jadi pemimpin tidak sekedar mengikuti LKM. Masih banyak lagi proses yang harus diikuti. Kampus yang diibaratkan sebagai versi kecil negara. Mahasiswa juga dapat banyak belajar di organisasi. Di organisasi mahasiswa juga kemudiaan diajarkan banyak hal yang tidak didapat di bangku perkuliahan. Mahasiswa yang aktif berorganisasi secara konsisten semata-mata memiliki pemahaman bahwa organisasi kemahasiswaan merupakan sebuah sarana yang efektif dalam mengkaderkan dirinya sendiri untuk ke depan. Sebagian diantaranya masih mempunyai keyakinan pandangan bahwa kampus merupakan tempat menimba ilmu yang tidak memiliki batas seolah kampus menyediakan semua pelajaran yg benar-benar dibutuhkan pada realitas sosial. Pemahaman arti penting sebuah organisasi dan aktivitas organisasi mahasiswa adalah salah satu persoalan yang pertama-tama harus diluruskan. Adanya anggapan bahwa berorganisasi berarti lambat selesai atau berorganisasi khususnya di kampus tidak lebih dari sekedar membuang sebagian waktu, energi, ajang memamerkan eksistensi dan lain-lain sebagainya merupakan bukti adanya kesalahpahaman tentang persepsi sebagian mahasiswa tentang organisasi itu sendiri.

             LKM dan organisasi itu tidak bisa dipisahkan. Karena di LKM itu kemudian kita belajar tentang konsep kepemimpinan sedangkan di organisasi kita belajar faktor-faktor pendukung menjadi pemimpin yang baik. Seharusnya mahasiswa paham persoalan ini supaya bisa lebih dewasa dalam berpikir dan mengambil tindakan dalam menentukan keputusan. Organisasi lagi-lagi mengajarkan kepada mahasiswa apa yang disebut sebagai pengawalan kebijakan korporasi maupun birokrasi, ketika kebijakan yang di keluarkan tidak sesuai dengan kebutuhan rakyat kecil maka kebijakan itu harus dilawan. Didiklah rakyat dengan organisasi dan didiklah penguasa dengan perlawanan, karena sejatinya mahasiswa memiliki peran ganda sebagai kaum terpelajar dan kaum penyambung lidah masyarakat, agen perubahan, dan pengontrolan sosial. ada juga segelintir orang yang tak paham tentang organisasi tetapi paham tentang mengkritik organisasi ada pula mengejek-ejeknya padahal sama sekali tidak paham apa tujuan organisasi tersebut. Yang sangat lucu ialah ada juga yang menjadikannya sebagai ajang unjuk gigi siapa yang lebih tangguh. Makanya untuk mengetahui lebih dalam kita harus masuk sebelum berani mengkritik sesuatu.