"LKM Sebagai Wadah Pembentukan Karakter Pemimpin yang Bertanggung Jawab"
Oleh : Munira
Mahasiswa UIN Alauddin Makassar punya beberapa kegiatan yang harus di ikuti untuk menjadi seorang pemimpin. Salah satu kegiatan yang harus di ikuti yaitu LKM. LKM yang merupakan kegiatan untuk mendidik memberikan ilmu tentang bagaimana menjadi pemimpin. Namun, kegiatan LKM ini banyak di jadikan sebagai kegiatan politik. Karena untuk menjadi pemimpin,harus mengikuti lkm ini jadi banyak lembaga-lembaga kemahasiswaan yang kemudian memasukkan konflik warna sehingga ketika mereka tidak satu warna,dia tidak bisa mengikuti atau di gugurkan dalam proses lkm. Menandakan banyak lembaga kemahasiswaan yang tidak profesional dalam menjalankan roda organisasi untuk menciptakan kader pemimpin yang benar-benar siap menahkodai lembaga. Jurusan perbankan syariah termasuk lembaga yang setiap tahun mengadakan lkm. Melalui proses lkm mereka menghadirkan kader kader terbaiknya. Untuk menjadi wajah baru perbankan syariah. Semoga dengan diadakan lkm ini bukan sebagai kegiatan politik, tapi murni untuk membentuk kader. LKM itu yang kemudian jadi persyaratan.
LKM hadir sebagai perwujudan karakter pemimpin selanjutnya harus benar-benar dibimbing dalam segala hal yang bisa menjadikannya karakter yang berbeda dari yang lain. Selain itu birokrasi dan lembaga kemahasiswaan harus saling bersinergi dalam semua hal termasuk kegiatan mahasiswa seperti ini. Karena kegiatan seperti LKM yang dapat menjadi tonggak ujung kepemimpinan. Dalam mengembangkan jiwa kepemimpinan mahasiswa maka diadakan LKM. Karena mahasiswa perlu kemudian dilatih dan dibimbing untuk jadi pemimpin.
Kata mahasiswa bukan hanya sekedar metamorfosa yang menambahkan kata "maha" semata, namun memiliki makna yang sangat dalam. Perlawanan ini dapat dimulai dari kita, sebagai mahasiswa, orang yang paham mau berbicara bahwa ada yang salah dalam sistem. Disini mahasiswa memiliki peranan penting untuk melakukan perubahan, karena mahasiswa adalah orang – orang terpilih yang dapat mengenyam pendidikan hingga ke jenjang yang tinggi. Sehingga mahasiswa seharusnya dapat ikut andil berjuang untuk kemajuan bangsa. Sehingga perlu banyak proses untuk benar-benar mencapai kata maha itu. Dalam dunia kampus, perlu beradaptasi banyak hal yang akan terasa asing ketika memasuki. Kita bisa menemukan jati diri, menambah wawasan, memperluas pergaulan dan lain sebagainya. Sebagai seorang mahasiswa dicetak untuk menjadi sarjana yang mempunyai kemampuan tinggi dalam bidang apapun baik akademis atau non akademis, seperti kemampuan dalam berorganisasi, intelektual, dan profesional. Tapi bila kita tidak mampu beradaptasi dengan baik, hal-hal negatif akan mudah untuk masuk mempengaruhi. Untuk menghindari pengaruh negatif banyak lembaga kemahasiswaan setiap tahun mengadakan kegiatan LKM.
Di dalam LKM kemudian kita ditempa menjadi pribadi yang lebih baik, sosok yang bertanggung jawab. Materi-materi yang kemudian turun sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Namun banyak kita jumpai kegiatan LKM itu kemudian di politisasi untuk kepentingan oknum tertentu. LKM itu tidak lagi murni untuk mencerdaskan namun jadi bahan untuk mempertahankan kekuasaan. Yang selayaknya pengurus lembaga yang sudah ditempa dan mengikuti proses LKM yang malah menjadi pelopor. Maka itu akan mencederai proses LKM yang tidak sesuai dengan proses diadakannya. Bila hal tersebut terus berjalan khususnya di UIN itu akan mencederai pesta politik. karena dijadikan sebagai lahan untuk menciptakan kader yang fokus untuk memenangkan pesta politik. Maka dari itu, tidak boleh bergantung dengan satu sosok pemimpin saja sehingga calon pemimpin baru harus segera dipersiapkan. Untuk memilih calon pemimpin bukan sesuatu yang mudah karena semua kualifikasi yang ditentukan harus dipenuhi. Salah satu cara supaya regenerasi pemimpin mudah dilakukan berarti harus mengadakan pelatihan kepemimpinan. Jurusan perbankan syariah salah satu jurusan yang mengadakan kegiatan LKM setiap tahun. Selain untuk melatih jiwa kepemimpinan, kegiatan ini juga merupakan kegiatan wajib yang dilakukan setiap tahun.
Kegiatan LKM ini juga menentukan calon-calon pemimpin di jurusan perbankan syariah. Setiap tahun mahasiswa perbankan syariah yang ikut pasti kader-kader terbaik yang mempunyai keinginan untuk menjadi pemimpin. Semoga setiap lembaga kemahasiswaan tetap mengedepankan tujuan LKM daripada hanya sekedar ajang politisasi kampus yang hanya panggung politik. Perlu diketahui dalam dunia kampus untuk jadi pemimpin tidak sekedar mengikuti LKM. Masih banyak lagi proses yang harus diikuti. Kampus yang diibaratkan sebagai versi kecil negara. Mahasiswa juga dapat banyak belajar di organisasi. Di organisasi mahasiswa juga kemudiaan diajarkan banyak hal yang tidak didapat di bangku perkuliahan. Mahasiswa yang aktif berorganisasi secara konsisten semata-mata memiliki pemahaman bahwa organisasi kemahasiswaan merupakan sebuah sarana yang efektif dalam mengkaderkan dirinya sendiri untuk ke depan. Sebagian diantaranya masih mempunyai keyakinan pandangan bahwa kampus merupakan tempat menimba ilmu yang tidak memiliki batas seolah kampus menyediakan semua pelajaran yg benar-benar dibutuhkan pada realitas sosial. Pemahaman arti penting sebuah organisasi dan aktivitas organisasi mahasiswa adalah salah satu persoalan yang pertama-tama harus diluruskan. Adanya anggapan bahwa berorganisasi berarti lambat selesai atau berorganisasi khususnya di kampus tidak lebih dari sekedar membuang sebagian waktu, energi, ajang memamerkan eksistensi dan lain-lain sebagainya merupakan bukti adanya kesalahpahaman tentang persepsi sebagian mahasiswa tentang organisasi itu sendiri.
LKM dan organisasi itu tidak bisa dipisahkan. Karena di LKM itu kemudian kita belajar tentang konsep kepemimpinan sedangkan di organisasi kita belajar faktor-faktor pendukung menjadi pemimpin yang baik. Seharusnya mahasiswa paham persoalan ini supaya bisa lebih dewasa dalam berpikir dan mengambil tindakan dalam menentukan keputusan. Organisasi lagi-lagi mengajarkan kepada mahasiswa apa yang disebut sebagai pengawalan kebijakan korporasi maupun birokrasi, ketika kebijakan yang di keluarkan tidak sesuai dengan kebutuhan rakyat kecil maka kebijakan itu harus dilawan. Didiklah rakyat dengan organisasi dan didiklah penguasa dengan perlawanan, karena sejatinya mahasiswa memiliki peran ganda sebagai kaum terpelajar dan kaum penyambung lidah masyarakat, agen perubahan, dan pengontrolan sosial. ada juga segelintir orang yang tak paham tentang organisasi tetapi paham tentang mengkritik organisasi ada pula mengejek-ejeknya padahal sama sekali tidak paham apa tujuan organisasi tersebut. Yang sangat lucu ialah ada juga yang menjadikannya sebagai ajang unjuk gigi siapa yang lebih tangguh. Makanya untuk mengetahui lebih dalam kita harus masuk sebelum berani mengkritik sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar