 |
| Marsya dan Diaz |
Pandemi COVID-19 tak
hanya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, tetapi juga berdampak
terhadap pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan/ Suistainable
Development Goals (SDGs). Dikutip dari BAPPENAS, Ketua Pelaksana TPB/SDGS
mengatakan bahwa pihaknya sudah menyiapkan rencana pelaksanaan SDGs pada 2020
hingga 2030, namun saat itu tanpa disangka-sangka akan ada pandemi yang
memberikan dampak cukup besar pada setiap aspek kehidupan masyarakat sehingga
perlu draft baru untuk mengubah rencana pelaksana SDGs di Indonesia. Maka dari
itu pentingnya pembahasan mengenai peran pemerintah dan masyarakat dalam
mewujudkan SDGs pada situasi pasca pandemi, dimana Indonesia pada saat ini
masih dalam kondisi pemulihan.
Pada tahun 2021,
pemerintahan Jokowi Makruf melalui kementrian desa mengungkapkan bahwa
pembangunan akan berlanjut pada penguatan sumber daya manusia. Hal ini tidak
lepas dari kesepakatan internasional yang mendorong adanya pembangunan yang
menyasar pada kepentingan masyarakat secara global. Apalagi isu kemiskinan dan
ekonomi adalah topik yang selalu menjadi pembahasan bagi negara-negara
berkembang seperti Indonesia. Sehingga pembangunan ekonomi selalu menjadi
perhartian utama setiap rezim pemerintahan di Indonesia.
Pada tahun 2000, sebanyak
189 negara mendeklarasikan program bersama bernama The Millenium Development
Goals (MDGs) yang salah satunya fokus pada pembenahan ekonomi di negara-negara
tertinggal. Berkat deklarasi ini, angka kemiskinan dunia berhasil di turunkan
hingga 50% dalam jangka waktu 15 tahun sehingga program ini di lanjutkan dengan
tujuan yang sama dengan sedikit perubahan menjadi Suistainable Development
Goals (SDGs).
Program SDGs di Indonesia
menjadi sangat penting untuk di realisasikan mengingat konflik ekonomi sangat
tinggi dan berpotensi terus berubah dari masa ke masa. Konflik ekonomi yang di
maksud adalah perebutan sumber daya yang mengakibatkan kesenjangan ekonomi.
Perebutan sumber daya alam, inflasi dan minimnya lapangan kerja yang selama ini
terjadi di Indonesia sangat berdampak pada laju perekonomian Indonesia yang
pertumbuhannya masih di bawah 6%.
Dampak pandemi COVID-19
banyak menyasar lini kehidupan masyarakat dunia seperti ekonomi, pendidikan,
sosial, kesehatan, dan kebudayaan. Aspek kehidupan yang paling terasa dampaknya
adalah ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Mengacu pada program yang di
sampaikan oleh presiden Jokowi, bahwa dalam masa-masa COVID-19 program SDGs
harus tetap berlanjut karena menjadi kewajiban negara.
Melihat segala kondisi
yang telah kami sebutkan diatas maka diangkatlah judul essay kami yaitu “ Peran
Pemerintah dan Masyarakat dalam Mewujudkan SDGs Pasca Pandemi” . Yang mana
segala pemulihan yang akan dilakukan untuk mengembalikan situasi pasca pandemi
tentu saja bukan hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi juga dibutuhkan peran
masyarakat yang akan membantu pemerintah dalam merealisasikan segala rencana
pemulihan tersebut.
Dengan dibahasnya topik
ini maka kami sangat mengharapkan dapat menjadi sebuah evaluasi yang akan
mendorong kesadaran masyarakat dan pemerintah untuk lebih di tingkatkannya
SDGs. Yang mana dapat memberikan manfaat kepada semua orang khususnya pada
masyarakat rentan atau para tenaga kerja yang terkena dampak dari pandemi
secara menyeluruh. Selain itu tulisan ini dibuat untuk menyadarkan kembali para
pemuda dalam mendukung tujuan dari SDGs itu sendiri.
SDGs di tetapkan pada
tanggal 25 September 2015, yang terdiri dari 17 tujuan global dan menetapkan
169 target. SDGs di usulkan sebagai pedoman kebijakan dan pendanaan untuk 15
tahun kedepan sehingga tujuan tersebut dapat dicapai pada tahun 2030. Sebagai
anggota perserikatan bangsa-bangsa, Indonesia
telah menyetujui SDGs sebagai paradigma baru untuk pembangunan.
Namun
paradigma ini memang membutuhkan perubahan pola pikir dan perilaku yang berkaitan
dengan pembangunan ditambah tantangan COVID-19 yang terjadi di seluruh dunia.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan beberapa peraturan
yang di maksudkan untuk membantu pencapaian SDGs di Indonesia. Namun, tidak ada
peraturan yang mewajibkan untuk mencapai target spesifik SDGs bagi pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.
Sejak tahun 2015 dunia
telah melihat beberapa kemajuan yang baik dalam hal keberhasilan pencapaian
SDGs, pandemi ini jelas telah berdampak buruk pada momentum pencapaian.
Meskipun tidak ada hasil penelitian yang cukup konkret tentang dampak pasti
COVID-19, namun kemungkinan terdapat beberapa dampak diantaranya yaitu
menghapus beberapa pencapaian baik yang di buat sejauh ini (2016-2020) terhadap
beberapa tujuan yang terkena dampak langsung, memperlambat kemajuan beberapa
tujuan lain karena pengaturan ulang prioritas serta sumber daya akan di
prioritaskan untuk sektor penanganan pandemi.
Saat ini Indonesia
mengalami kondisi pembiayaan SDGs yang sulit, hal ini tercermin dari
meningkatnya jumlah pinjaman luar negeri setiap tahunnya baik itu dari sektor
pemerintah maupun dari sektor swasta. Laporan Bank Indonesia menyebut terjadi
kenaikan jumlah utang pemerintah lebih dari USD 6499 juta dari 2019 ke 2020,
jumlah yang sedemikian besar ini guna menutupi defisit APBN yang terus membesar
selama pandemi COVID-19.
Salah satu strategi
pemerintah yaitu dengan membuat kebijakan yang terintegrasi dengan aktivitas
ekonomi masyarakat melalui media atau platform digital. Selama ini, sistem
ekonomi yang di jalankan oleh Indonesia masih bersifat konvensional sehingga
pembiayaan tidak hanya pada produksi saja, namun juga pada distribusi produk.
Dalam kasus ini, Indonesia harus memiliki platform bisnis berbasis digital yang
pangsa pasarnya tidak hanya mengandalkan jual beli dalam negara saja, tapi
menyentuh masyarakat global.
Sebelum membentuk
platform ekonomi yang kuat, produk ekonomi yang di bangun dan diperkuat harus
jelas agar tercipta ekonomi yang sehat dan berjalan dengan baik. Selaras dengan
prinsip “No One Left Behind” , SDGs mendorong agenda pembangunan
nasional menjadi lebih partisipativ dan melibatkan multi pihak yang luas baik
pemerintah maupun nonpemerintah. Sehingga di butuhkan strategi yang efektif
untuk menarik minat pengunjung sehingga jumlahnya bertambah dalam jangka waktu
yang singkat. Dalam praktiknya, keterlibatan masyarakat sebagai Supplier perlu
di perkuat dan di dorong agar dapat memenuhi permintaan pasar dalam skala
internasional.
Peran
masyarakat sangat membantu meningkatkan keterbukaan dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan pembangunan. Partisipasi masyarakat sangat membantu menciptakan masyarakat yang lebih kuat, terorganisir, dan saling mendukung,
yang dapat menciptakan lingkungan yang lebih stabil dan berkelanjutan untuk
seluruh masyarakat.
Selain pemerintah peran
masyarakat terutama para pemuda juga sangat dibutuhkan dalam mewujudkan tujuan
SDGs karena bisa dilihat pemuda saat ini memiliki peluang peran yang sangat
besar, contoh dalam pelaksanaan pengembangan ekonomi yang menjadi salah satu
tujuan dari SDGs, peran pemuda sangat di butuhkan agar aktif dalam kegiatan Social
Enterpreneur. Dimana Social Enterpreneur merupakan usaha sosial yang
inovatif dan berkelanjutan karena proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh
wirausahawan yang menyadari permasalahan sosial.
Pemuda saat ini berperan
sebagai Agent of Change (Agen Perubahan) dalam penggerak perubahan ke
arah yang lebih baik melalui pengetahuan, ide, dan keterampilan yang didapat
dalam maraknya perkembangan teknologi saat ini. Dalam hal inilah, peran pemuda
sebagai agen perubahan, penerus bangsa, dan pengontrol sosial dibutuhkan untuk
membantu menyongsong tujuan pembangunan berkelanjutan bagi Indonesia agar dapat
sejajar dengan negara-negara maju.
Para pemuda mestinya akan
lebih mudah untuk melihat peluang keuntungan dengan membuat sumber daya baru
dan menggunakan sumber daya tersebut untuk menggunakan peluang yang ada dan
melanjutkan usaha sosial dengan cara yang inovatif dengan memanfaatkan
teknologi yang berkembang pesat saat ini. Selain itu juga terdapat Sosial
Enterprice yang merupakan sebuah organisasi atau perusahaan yang
menggunakan strategi komersial guna meningkatkan kesejahteraan Financial,
sosial, dan lingkungan untuk memaksimalkan profit sekaligus dampak baik bagi
setiap elemen yang terlibat di dalam usahanya. Social Enterprice ini
juga meningkat secara signifikan selama 5 tahun terakhir di indonesia khususnya
di bidang agrikultur, pendidikan, kesehatan, dan industri kreatif yang sebagian
besar pemuda berperan di dalamnya, sesuai dengan data yang diperoleh dari British Council, kepemimpinan Sosial
Enterprice di indonesia saat ini didominasi oleh pemuda yakni 67 persen individu
yang berusia 18-34 tahun.
Maka dari itu untuk
menanggulangi permasalahan yang menghambat terwujudnya SDGs akibat pandemi maka
harus di lakukan transformasi ekonomi Indonesia yang inklusif dan
berkelanjutan. Oleh karena itu, di perlukan sumber daya manusia yang berdaya
saing, produktivitas pada sektor ekonomi contohnya produktivitas UMKM agar
tujuan dari Social Enterpreneur bisa tercapai dan SDGs bisa terwujud
sehingga ekonomi di Indonesia bisa stabil bahkan berkembang kembali.
Dalam mewujudkan SDGs
peran pemerintah dan masyarakat sangat di butuhkan , dimana pemerintah akan
membuat kebijakan yang terintegrasi dengan aktivitas ekonomi masyarakat melalui
platform digital dan masyarakat khususnya para pemuda yang juga di butuhkan
agar aktif dalam kegiatan social enterpreneur sebagai salah satu usaha sosial
yang inovatif dan berkelanjutan dimana para pemuda saat ini juga lebih mudah
untuk melihat keuntungan dengan membuat sumber daya baru kemudian memanfaatkan
teknologi yang saat ini berkembang pesat. Dengan terwujudnya SDGs ini sangat
berperan penting dalam mendorong pembangunan nasional menjadi partisipatif dan
akan memberi dampak besar terhadap peningkatan ekonomi. Yang tentunya dari
semua aspek yang berkembang tersebut akan menguntungkan semua lini masyarakat.
Penulis: Marsya Ramadani, Diaz Nusa Bakti (Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah UINAM Angkatan 2022)
Editor: Israeni