Di era new normal seperti saat ini, Mahasiswa FEBI
UIN Alauddin Makassar melakukan aksi demonstrasi terkait tuntutan pemotongan
UKT minimal 70% dan penggratisan UKT untuk semester 9.
Aksi demonstrasi ini berlangsung di
depan Kampus 1 UIN Alauddin Makassar, Jalan Sultan Alauddin, Makassar, Sulawesi
Selatan, Selasa, 9 Juni 2020. Adapun aksi ini
terjadi lantaran tidak adanya titik terang dari pimpinan kampus mengenai
kebijakan yang diharapkan mahasiswa soal pemotongan UKT semester depan.
Aksi yang
dilakukan berlangsung damai dan lancar, banyak pengguna jalan raya memperhatikan
dengan seksama konten tuntutan dari mahasiswa yaitu subsisdi
UKT semester berikutnya.
Gelar Aksi Demonstrasi, Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Tuntut UKT Digratiskan
Ketua SEMA FEBI UIN Alauddin
Makassar, Fuad menuturkan bahwa aksi ini dilatarbelakangi karena perealisasian
penyelenggaraan pendidikan semester ini tidak berjalan optimal.
“Saya
melihat bahwa seharusnya kampus mengeluarkan keputusan yang bijak mengenai
pembayaran UKT. Perealisasian penyelenggaraan pendidikan semester ini tidak
berjalan optimal. Fasilitas untuk menunjang transformasi ilmu pengetahuan yang
optimal tidak dapat diakses,” ujarnya.
“Adapun langkah yang ditempuh kampus dengan
memberikan akses kuliah gratis sangat tidak maksimal karena hanya menggunakan
satu layanan internet yang kualitasnya bagus hanya di daerah tertentu, dan
kebanyakan mahasiswa berdomisili di kampung, sedangkan layanannya hanya bisa
mengakses aplikasi tertentu,” sambungnya
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa hal
itu menuntut keadilan dengan pemotongan UKT semester depan. Selain itu, kata Fuad, pemotongan UKT
mempertimbangkan kondisi perekonomian masyarakat yang mengalami turbulensi
ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
Adapun respon pimpinan kampus yakni
Rektor UIN Alauddin Makassar sangat nihil beliau enggan untuk memenuhi
permintaan mahasiswa untuk menjelaskan bagaimana pemutusan kebijakan di
tingkatan UIN Alauddin Makassar sendiri.
Fuad berharap pihak kampus dapat
mengakomodir seluruh mahasiswa yang terdampak dari kebijakan kuliah berbasis
virtual.
“Kebijakan yang saya harapkan adalah pihak kampus
dapat mengakomodir seluruh mahasiswa yang terdampak dari kebijakan kuliah
berbasis virtual yang dianggap tidak maksimal, sehingga keputusan yang tepat
adalah pemotongan UKT semester depan,” ucapnya.
Citizen Reporter: Fakhri Mahendra Sulaema
Editor :
Ersyandi Eko Saputra


Tidak ada komentar:
Posting Komentar