Bangkitkan Kembali Fungsi-Fungsi yang Hilang!
Tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional—sebuah momen penting dalam sejarah bangsa, sekaligus menjadi pengingat akan lahirnya lumbung perjuangan dari organisasi Budi Utomo. Hari ini, 20 Mei 2025, semestinya menjadi waktu refleksi untuk membangkitkan kembali fungsi-fungsi penting yang telah lama hilang dalam kehidupan berbangsa.
Salah satu fungsi yang layak disoroti adalah fungsi utama organisasi kemahasiswaan. Dahulu, organisasi mahasiswa adalah ruang lahirnya para pejuang; tempat berkumpulnya pikiran-pikiran kritis yang memperjuangkan hak-hak manusia, keadilan sosial, dan kedaulatan rakyat. Namun kini, fungsinya mulai bergeser. Seperti yang dikatakan dalam sebuah kutipan tajam:
"Organisasi hari ini beralih fungsi. Yang dulunya menjadi tempat berkumpulnya para pejuang, kini lebih banyak memperjuangkan proposal demi mendapatkan ACC untuk menyelenggarakan kegiatan."
Inilah ironi besar yang harus kita sadari dan evaluasi. Momentum Hari Kebangkitan Nasional seharusnya menjadi pengingat akan pentingnya menghidupkan kembali semangat perjuangan dalam bentuknya yang relevan hari ini.
Sejalan dengan tema Hari Kebangkitan Nasional tahun ini, "Bangkit Bersama, Wujudkan Indonesia Kuat", kita berharap para pemangku kebijakan turut mengambil peran aktif. Namun realitasnya, bukan semangat kolaboratif yang tercermin, justru rakyatlah yang terus-menerus harus mengingatkan mereka. Fungsi kontrol dan pengawasan yang seharusnya menjadi refleksi bersama malah berubah menjadi beban sepihak di pundak masyarakat sipil.
Inilah yang menjadi sorotan utama: fungsi-fungsi yang hilang, baik dalam organisasi mahasiswa maupun dalam tata kelola negara. Hari Kebangkitan Nasional bukan sekadar seremoni, melainkan panggilan untuk mengembalikan ruh perjuangan, menata ulang orientasi, dan berjalan bersama—rakyat dan pemimpin—untuk mewujudkan Indonesia yang lebih berwajah, lebih manusiawi, dan benar-benar kuat.
Penulis:_fajrii
.jpeg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar